Pimred Bidiknasional.info, Kritik Adalah Vitamin Demokrasi, Bukan Ancaman

Table of Contents
Soppeng, Bidiknasional.info - Pernyataan tegas datang dari Pemimpin Redaksi Bidiknasional.info, Anwar Paturusi, yang mengkritik keras sikap sebagian pejabat publik yang dinilainya mulai kehilangan sensitivitas terhadap kritik dan justru menekan ruang kebebasan pers.

Fenomena tersebut, menurut Anwar, menunjukkan lemahnya pemahaman sebagian aparatur terhadap makna amanah kekuasaan serta prinsip transparansi dan akuntabilitas publik yang seharusnya menjadi dasar pemerintahan yang bersih.

“Belakangan ini ada kecenderungan pejabat yang mudah tersulut dan alergi terhadap pemberitaan media. Padahal, yang kami lakukan adalah menjalankan fungsi kontrol. Kalau semua kritik dianggap musuh, lalu siapa yang mengingatkan kekuasaan?” ujar Anwar dengan nada tajam.

Anwar menegaskan, pejabat negara seharusnya memandang kritik sebagai bagian dari kontrol sosial, bukan serangan terhadap pribadi atau jabatan. Ia mengingatkan bahwa media memiliki peran vital sebagai mitra pemerintah dalam memastikan penyelenggaraan pemerintahan tetap berjalan di jalur yang benar.

“Media bukan lawan pemerintah, justru mitra dalam menjaga agar roda pemerintahan tetap berada di rel yang benar,” tegasnya.

Lebih lanjut, jurnalis senior itu menekankan bahwa insan pers memiliki tanggung jawab moral untuk menyampaikan fakta dan kritik konstruktif, bukan sekadar mencari sensasi atau menjatuhkan pihak tertentu.

“Kami tidak sedang menjatuhkan siapa pun. Kami hanya mengingatkan agar kekuasaan tidak lupa kepada rakyatnya. Kritik adalah vitamin demokrasi, bukan ancaman,” ujarnya.

Anwar juga menyesalkan masih adanya oknum wartawan yang memelintir kritik media sebagai bentuk permusuhan terhadap pemerintah. Menurutnya, pandangan seperti itu tidak hanya keliru, tetapi juga berbahaya bagi kehidupan demokrasi.

“Media bekerja dengan data, bukan dengan dendam. Kalau setiap kritik dibungkam, maka demokrasi kehilangan maknanya,” sindirnya.

Menutup pernyataannya, Anwar menegaskan bahwa kekuasaan tanpa pengawasan hanyalah jalan menuju kesewenang-wenangan.

“Kami akan terus menulis apa yang benar, meski kadang menyakitkan bagi sebagian pihak. Karena tugas jurnalis bukan untuk menyenangkan, tapi untuk menyadarkan,” pungkasnya.

(Red) 

Post a Comment

/
/
/