Ada Bau Busuk di Disdikbud Soppeng? Proyek Alat Praga Rp2,25 Miliar Diduga Digelembungkan
Table of Contents
Proyek pengadaan alat praga praktik bidang kesenian senilai Rp2,25 miliar di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Soppeng tahun anggaran 2024 kini menuai sorotan keras. Bukannya menuai apresiasi, program yang diklaim untuk menunjang pembelajaran siswa SD dan SMP justru dituding sarat permainan harga alias mark up.
Berdasarkan data yang dihimpun, Disdikbud mengalokasikan Rp1,5 miliar untuk pengadaan 1.000 unit alat praga kesenian di jenjang SD. Sementara untuk SMP, anggaran Rp750 juta digelontorkan untuk 500 unit. Jika dihitung rata-rata, setiap unit dihargai Rp1,5 juta. Angka inilah yang langsung memantik tanda tanya besar, karena dinilai jauh lebih mahal dari harga pasaran.
Seorang aktivis antikorupsi menegaskan, “Hitung-hitungan sederhana saja sudah janggal. Sangat mungkin ada permainan harga. Jangan sampai uang rakyat dibakar lewat proyek abal-abal.”
Nada lebih keras datang dari aktivis lain.
“Kalau korupsi terus dibiarkan, Bumi Latemmamala akan hancur pelan-pelan. Negeri ini bukan warisan pejabat, ini milik rakyat. Jangan biarkan koruptor berkembang biak!”
Tak hanya soal harga, publik juga mempertanyakan apakah ribuan alat praga tersebut benar-benar akan sampai ke sekolah-sekolah, atau sekadar menjadi proyek kertas untuk menguntungkan segelintir pihak.
“Jangan coba-coba tutup mata. Kalau aparat serius, gampang sekali membuktikan ada mark up atau tidak. Tinggal cek spesifikasi barang dan bandingkan dengan harga pasar,” desak seorang sumber.
Informasi yang beredar menyebut kasus ini sudah masuk ke Polres Soppeng. Publik pun mendesak aparat penegak hukum (APH) mulai dari Inspektorat, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Kejaksaan Negeri, hingga kepolisian untuk segera menguliti proyek ini. Pasalnya, dana APBD yang mestinya menopang kualitas pendidikan dikhawatirkan justru menjadi bancakan berjamaah.
Sayangnya, hingga berita ini diturunkan, pihak Disdikbud Soppeng masih bungkam. Tidak ada klarifikasi resmi soal spesifikasi alat praga maupun mekanisme tender yang digunakan. Padahal, transparansi adalah kunci untuk membuktikan wajar atau tidaknya anggaran fantastis Rp2,25 miliar itu.
Satu hal pasti: Rp2,25 miliar adalah uang rakyat, bukan untuk dipereteli di ruang gelap.
(Sofyan)
Post a Comment