Dapur MBG Tanpa IPAL, Program Sehat Rakyat Diduga Berubah Jadi Sumber Penyakit
Table of Contents
Program Dapur Mandiri Bergizi (MBG) yang seharusnya menjadi simbol kepedulian pemerintah terhadap kesehatan rakyat di Kabupaten Soppeng kini justru berubah menjadi sorotan tajam. Alih-alih menyehatkan, MBG diduga menjadi ladang pencemaran dan sumber penyakit baru.
Fakta di lapangan begitu mencengangkan. Sejumlah dapur MBG tidak memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang memadai. Limbah cair dari aktivitas memasak dibiarkan mengalir bebas ke selokan, meresap ke tanah, bahkan masuk ke aliran air warga. Bau busuk merebak, genangan kotor tak terkendali, dan potensi bakteri berbahaya mengintai setiap saat.
Lebih miris lagi, program yang menghabiskan anggaran rakyat ini berjalan serampangan. Pemerintah daerah seolah menutup mata, membiarkan standar sanitasi diinjak-injak. Hasilnya, rakyat yang mestinya mendapat gizi malah dicekoki ancaman penyakit.
“Kalau bicara gizi tapi melupakan sanitasi, itu bukan program sehat. Itu bencana!” tegas seorang warga dengan nada kesal.
Keresahan masyarakat kini semakin meluas. Warga mendesak agar pemerintah daerah segera menghentikan dapur MBG yang tidak memiliki IPAL sebelum kerusakan lingkungan dan ledakan penyakit semakin parah.
Pertanyaan besar pun menyeruak:
Ke mana sebenarnya larinya anggaran MBG?
Mengapa IPAL diabaikan seolah tidak penting?
Apakah keselamatan rakyat masih masuk daftar prioritas pemerintah?
Jika pertanyaan itu terus dibiarkan tanpa jawaban, rakyat Soppeng patut khawatir: dapur MBG bukan lagi “dapur gizi,” melainkan “dapur racun” yang perlahan menabur pencemaran dan menggadaikan kesehatan masyarakat Bumi Latemmamala.
(Tim)





Post a Comment