Kerinduan Sosok Kepemimpinan Andi Kaswadi Razak, Jejak Dua Periode yang Tak Padam di Hati Rakyat

Table of Contents
Katata.id – Soppeng, 
Di sudut-sudut kota Watansoppeng, nama Andi Kaswadi Razak masih bergema, meski masa baktinya sebagai Bupati Soppeng telah berakhir. Sepuluh tahun kepemimpinannya tak sekadar menorehkan catatan pembangunan, tetapi juga meninggalkan jejak emosional yang sulit padam di hati rakyat.

“Sepuluh tahun bukan waktu sebentar. Kepemimpinannya boleh selesai, tapi kasih dan perhatiannya tetap hidup bersama rakyat,” ujar seorang tokoh masyarakat di Lalabata.

Yang dikenang bukan hanya jalan dan jembatan. Rakyat masih ingat bagaimana ia mau menembus sawah becek, duduk di pos ronda, hingga singgah di rumah warga tanpa protokoler berlapis. Kesederhanaan dan kedekatan itu membuatnya tetap hidup dalam ingatan—bukan sekadar di papan baliho, melainkan di hati rakyat.

“Pak Kaswadi itu bukan cuma bupati, tapi bapak bagi rakyat. Dari petani sampai pedagang kecil, semua merasakan kepemimpinannya,” tutur seorang warga di pasar tradisional, matanya berkaca-kaca mengenang.

Kerinduan ini sekaligus jadi pesan pedas: rakyat tak butuh pemimpin yang gemar berbicara di podium, tapi pemimpin yang hadir tanpa jarak, berani mendengar, dan rela berjalan di tengah lumpur bersama rakyatnya.

Kini, meski tak lagi menjabat, nama Andi Kaswadi Razak masih disebut penuh hormat. Banyak yang berharap ada penerus yang bisa melanjutkan jejaknya—tulus membangun tanpa pamrih, dan tetap hangat dalam merangkul rakyat kecil.

“Sepuluh tahun beliau memimpin, sampai sekarang semangatnya masih terasa. Kepemimpinannya mungkin sudah selesai, tapi kebaikannya tidak pernah padam di hati rakyat,” kata seorang tokoh masyarakat lainnya.

Kerinduan ini bukan sekadar nostalgia, melainkan doa rakyat: agar Soppeng selalu diberi pemimpin yang benar-benar hadir, mengayomi, dan mengabdikan diri, sebagaimana teladan yang pernah ditunjukkan Andi Kaswadi Razak.

(Red) 

Post a Comment

/
/
/