Laburawung Jadi Saksi Malam Budaya Pusaka Soppeng

Table of Contents
Katata.id - Soppeng, Malam Milad ke-3 Lembaga Seni Budaya (LSB) Pusaka Soppeng berlangsung hangat di kediaman mantan Bupati Soppeng, Andi Kaswadi Razak, yang akrab disapa Pung Dulli, di Laburawung, Kecamatan Lalabata, Sabtu (20/9/2025).

Bukan sekadar peringatan ulang tahun, acara ini menjadi ajang silaturahmi dan kebersamaan. Pung Dulli yang kini menjadi Dewan Pembina LSB Pusaka menyambut para tamu dengan senyum khasnya. Sejumlah tokoh hadir, termasuk Ketua DPRD Soppeng, Andi Muhammad Farid.

Dalam sambutannya, Pung Dulli menghadirkan canda segar yang membuat suasana terasa akrab. Dengan ringan ia menyapa Ketua DPRD, seolah ingin menegaskan bahwa budaya bukan hanya soal formalitas, melainkan juga keakraban.
“Kalau kita orang Bugis, kalau kita tidak bertanya tentang budaya, kita tidak tahu,” ujarnya sambil tersenyum. Disambut tawa undangan, ia menambahkan dengan gurauan lain, “Kalau tidak bertanya, yakin dan percaya saya tidak bakalan kasih tahu.”

Candaan itu memperlihatkan karakter Pung Dulli yang dekat dengan masyarakat, pesan serius selalu ia bungkus dengan kesederhanaan. Di balik guyonannya, ia menegaskan kembali pentingnya menjaga budaya Bugis sebagai jati diri yang tidak boleh hilang ditelan zaman.
“Budaya ini adalah jati diri kita. Kalau tidak dijaga, maka perlahan akan hilang,” pesannya penuh ketulusan.

Pung Dulli juga memberi apresiasi kepada LSB Pusaka Soppeng yang konsisten merawat tradisi dan kearifan lokal. Menurutnya, generasi muda harus dikenalkan dengan budaya sejak dini agar warisan leluhur tetap hidup di hati mereka.

Acara Milad semakin semarak dengan penampilan seni tradisional, lantunan musik, dan dialog budaya. Pung Dulli tampak berbaur dengan para undangan, bercengkrama, menyalami satu per satu, dan sesekali melontarkan guyonan yang mencairkan suasana.

Meski tak lagi menjabat bupati, kehadiran Pung Dulli malam itu kembali menunjukkan bahwa dirinya masih menjadi bagian penting dalam denyut kehidupan masyarakat Soppeng. Ia hadir bukan hanya sebagai tokoh, melainkan juga sebagai sahabat yang hangat dan dekat.

Perayaan Milad kali ini terasa semakin istimewa dengan hadirnya komunitas pusaka dari luar daerah. Kebersamaan itu menjadi bukti bahwa budaya bukan milik satu generasi atau wilayah, melainkan milik semua orang yang ingin merawatnya.

(Tim)

Post a Comment

/
/
/