Ucapan Tri di Grup WhatsApp Bikin Geger, APH & Rakyat Ditantang Terang-Terangan
Table of Contents
Proyek Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3A) di Kabupaten Soppeng makin menyengat bau busuk. Alih-alih jadi penopang kesejahteraan petani, proyek bernilai ratusan juta rupiah ini justru berubah jadi bancakan oknum rakus. Air yang mestinya menghidupi sawah malah deras dialirkan ke kantong para pemain proyek.
Wartawan Katata.id mendapati pengakuan mengejutkan dari aparat penegak hukum (APH). Tri, sosok yang diduga sebagai pelaksana proyek, ternyata sudah lebih dulu datang melapor dengan klaim 14 titik pekerjaannya.
Ironisnya, fakta lapangan justru membuktikan proyek masih jauh dari rampung. Klaim itu pun kian menebalkan kecurigaan publik, ada permainan kotor yang sedang ditutupi.
Lebih parah lagi, Tri berani melabrak kewarasan publik. Dalam sebuah grup WhatsApp beranggotakan 717 orang termasuk Kapolres, Kajari, hingga tokoh masyarakat ia lantang menulis,
Tidak ada saya takuti disini (digaga witori kue)
Kalimat congkak itu sontak memicu kemarahan warga. Ucapannya dinilai bukan sekadar sombong, melainkan tantangan telanjang terhadap rakyat sekaligus aparat penegak hukum.
Kini gelombang amarah rakyat semakin membara. Warga muak melihat dana aspirasi dan proyek pemerintah dijadikan ladang bancakan ala mafia. Publik hanya menanti satu hal, keberanian aparat membongkar dalang di balik proyek siluman ini. Tanpa langkah tegas, P3A hanya akan menjadi monumen kebobrokan sawah tetap kering, rakyat sengsara, sementara kantong oknum terus basah.
(Penulis: Sofyan)
Post a Comment