Kajari Soppeng Berganti, Publik Tunggu Gebrakan Sulta D. Sitohang Tuntaskan Kasus Alsintan

Table of Contents
Foto kejari soppeng

Katata.id - Soppeng.
Tongkat estafet kepemimpinan di Kejaksaan Negeri (Kejari) Soppeng resmi berganti. Sulta D. Sitohang, SH., MH kini resmi duduk di kursi yang baru ditinggalkan pejabat sebelumnya. Namun, belum genap sepekan menjabat, kursi itu sudah terasa panas.

Bukan tanpa alasan. Di tengah euforia serah terima jabatan, publik justru menyoroti sederet pekerjaan rumah besar yang menunggu di meja Kejari Soppeng. Pertanyaan yang kini mengemuka, 
Beranikah Sulta membongkar kasus-kasus warisan yang selama ini terpendam, atau justru membiarkannya kembali berdebu di laci?

Kasus Alsintan, Luka Lama yang Belum Sembuh
Salah satu kasus yang kembali mencuat adalah dugaan penyimpangan alat mesin pertanian (Alsintan). Kasus ini pernah menyeret sejumlah nama besar, termasuk mantan anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan yang kini menjabat sebagai kepala daerah.

Meski sempat menjadi sorotan publik, penanganannya seperti jalan di tempat. Tidak ada kejelasan, tidak ada kepastian hukum. Kini, di bawah kepemimpinan baru, publik berharap kasus ini tidak lagi disapu di bawah karpet.

Kalau Kejari baru ini ingin membangun kepercayaan publik, ya buktikan dengan tindakan. Jangan cuma ganti pejabat, tapi pola lama tetap sama,” ujar salah satu pemerhati hukum di Soppeng, Sabtu (1/11/2025).

Ujian Integritas di Awal Jabatan
Bagi Sulta D. Sitohang, jabatan baru ini bukan sekadar rotasi birokrasi, melainkan ujian integritas dan keberanian. Publik menilai, langkah pertamanya akan menjadi cermin sejauh mana komitmennya terhadap penegakan hukum yang tidak pandang bulu.

Apakah ia siap membuka kembali berkas-berkas lama yang beraroma politik dan kekuasaan? Ataukah memilih jalur aman, menjaga posisi, namun mengorbankan kepercayaan publik?

Masyarakat Soppeng sudah kenyang dengan janji manis yang berakhir pahit. Mereka menunggu bukti nyata bahwa Kejari baru bukan sekadar penerus nama, tapi juga pembawa perubahan.

“Kalau hukum masih tajam ke bawah dan tumpul ke atas, pergantian pejabat tak ada gunanya,” kata seorang tokoh masyarakat di Watansoppeng.

Kini, semua mata tertuju pada Sulta D. Sitohang. Waktu tak akan lama untuk menilai: apakah ia akan dikenang sebagai penegak hukum yang berani menantang arus, atau hanya pelengkap sejarah di lembaga yang seharusnya menjadi benteng keadilan.

(Redaksi Katata.id) 

Post a Comment

/
/
/